Ku Gadaikan Tubuh Ku Untuk Melunasi Hutang Suami Ku
October 18, 2022
Namaku adalah Fina umurku 29 tahun, aku adalah seorang istri dari seorang lelaki bernama Andi yang umurnya juga sama denganku. Aku hanyalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan Andi bekerja hanya kalau sedang ada proyek saja.
Kalau sedang tidak ada proyek maka Andi hanya diam di rumah dan tidak berusaha untuk mencari pekerjaan tetap yang bisa menjamin hidup kami. Selama 3 tahun pernikahan kami, Andi tidak pernah bekerja tetap di satu perusahaan. Entah untungnya atau sialnya kami sampai sekarang belum dikarunai seorang anak.
Akibat dari Andi yang tidak mempunyai pekerjaan tetap akhirnya dia mempunyai hutang dimana-mana. Sampai suatu saat ada orang yang datang ke rumah kami dan marah-marah karena Andi belum juga membayar hutangnya. Pada saat itu aku hanya bisa menemani Andi di sisinya menghadapi kata-kata kasar orang yang dihutangi oleh Andi.
Aku sendiri melihat gelagat yang aneh dari orang itu. Sambil marah-marah matanya seringkali tertangkap olehku sedang melirik ke arahku. Aku sendiri memang mempunyai tubuh yang cukup bagus menurutku. Tinggi 170cm (termasuk tinggi untuk perempuan lokal), berat 60kg, kulit sawo matang, dengan ukuran dada 36.
Kehidupan seks kami tidaklah bermasalah walaupun tidak bisa dibilang istimewa. Andi selalu dapat memuaskanku walaupun dia adalah seorang yang konservatif yang selalu bermain dengan gaya yang itu-itu saja.
Beberapa hari setelah rumah kami didatangi oleh orang yang menagih hutang, aku melihat orang tersebut di jalan ketika aku mau pergi ke rumah saudaraku. Tadinya aku akan meminjam uang dari saudaraku untuk menutupi hutang Andi pada orang tersebut, tapi ditengah jalan aku mempunyai pikiran lain.
Aku ikuti orang tersebut untuk mengetahui dimana rumahnya. Tadinya niatku hanya untuk mengetahui saja, tapi akhirnya aku mempunyai niat lain. Aku putuskan untuk menggadaikan tubuhku untuk melunasi hutang-hutang suamiku kepada orang itu.
Setelah aku mantap dengan niatku, beberapa hari kemudian aku memberanikan diri untuk mendatangi rumah orang tersebut. Rumah orang itu memang sangat besar dan sangat mewah. Setelah berhasil mengatasi rasa gugupku akhirnya kuberanikan diri untuk memencet bel. Tak lama kemudian seorang lelaki kurus yang kupikir adalah pesuruh di rumah itu keluar.
“Nyari siapa bu?”
“Hmm. Bapaknya ada?” tanyaku pada lelaki tersebut.
“Ibu siapa? Biar saya sampaikan ke Bapak.”
“Bilang aja dari istrinya pak Andi.”
Akhirnya pesuruh itu masuk ke dalam rumah dan tak lama berselang dia keluar lagi untuk membukakan pagar.
“Tunggu aja di ruang tamu bu.” Katanya padaku.
Langsung saja aku menuju ke arah yang ditunjuknya. Sebuah pintu dari kayu jati dengan ukiran yang sangat cantik. Belum juga aku sampai ke depan pintu, pintu tersebut sudah dibuka dari dalam. Rupanya yang membukakan pintunya adalah orang yang kucari. Orang dengan perawakan kurang lebih 180cm dan kuperkirakan beratnya 75kg.
Aku perkirakan umurnya sekitar 50 tahun. Berkulit hitam dan terlihat masih segar. Kesan angker yang ditunjukkannya pada saat menagih hutang tidak ada sama sekali pada saat aku datang. Justru aku menangkap kesan ramah dan sopan dari dia. Dia langsung menjabat tanganku sambil menyebut namanya.
“Hando. Mari masuk bu…”
“Fina” Jawabku langsung ketika melihat dia kebingungan.
“Oh iya. Bu Fina silahkan masuk”
Aku langsung masuk menuju ruang tamu. Dan Pak Hando langsung memersilakan aku untuk duduk.
“Mau minum apa bu Fina?”
“Ah gak usah repot-repot pak” jawabku dengan gaya basa-basi bangsa timur.
Akhirnya Pak Hando menyuruh pembantunya untuk membuatkan sirup.
Sambil menunggu minuman datang pak Hando memulai pembicaraan, sekaligus untuk mencairkan suasana yang kaku. Seolah-olah dia tahu kalau aku gugup dan grogi bertemu dengannya. Kuakui dia adalah sosok yang bisa membuat pembicaraan menjadi santai.
Ditambah lagi mungkin dengan wawasan yang cukup luas sehingga dia sepertinya tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan layaknya penyiar radio yang selalu ngoceh sepanjang jam siaran. Semakin jauh kami berbicara justru aku semakin kehilangan rasa gugupku yang tadi menghinggapi. Obrolan kami sempat terhenti karena pembantu pak Hando datang membawakan minuman pesananan majikannya.
“Silahkan diminum bu Fina”
“Oh iya pak. Terima kasih.” Tak lama langsung saja kuteguk minuman yang disuguhkan.
“Koq sepi ya pak? Istri bapak lagi keluar?” Tanyaku unuk memulai obrolan kembali.
“Istri saya sudah lama meninggal.”
“Oh maaf pak, saya gak tahu”
“Oh gak apa-apa. Oh iya bu Fina sudah berapa lama menikah dengan pak Andi?”
“Tiga tahun pak. Tapi ya gitu deh pak. Mas Andi gak pernah punya kerjaan tetap. Jadi makin lama makin numpuk aja hutangnya. Ditambah lagi sampai sekarang kami belum juga punya anak” kataku sekalian curhat sedikit ke pak Hando. Setelah disinggung soal hutang, pak Hando akhirnya menanyakan perihal hutang suamiku.
Dan dia juga bercerita bahwa sebenarnya suamiku tidak hanya berhutang kepadanya tapi juga ke teman-teman pak Hando. Jujur saja aku kaget, karena selama ini suamiku tidak pernah berkata jujur perihal hutangnya. Rupanya pak Hando sudah menyimpan rencana sendiri yang kurang lebih mirip dengan rencanaku. Dan akhirnya rencana itu disampaikan kepadaku, bahwa hutang suamiku bisa lunas dengan catatan aku mau diajak bercinta dengannya.
Pengurangan hutang suamiku satu juta setiap aku melayaninya. Dan itu berlaku juga untuk hutang suamiku dengan teman-temannya yang ternyata ada dua orang lagi. Dan ternyata suamiku berhutang sepuluh juta ke setiap orangnya. Ini berarti aku harus bercinta tiga puluh kali, dengan setiap orangnya aku layani sepuluh kali. Aku sempat berpikir juga melihat keadaan yang seperti itu, tapi demi melunasi hutang suamiku akhirnya aku sanggupi permintaannya.
Akhirnya aku disuruh kembali lagi keesokan harinya, karena hari itu Pak Hando sudah mempunyai janji dengan rekan bisnisnya. Sebelum pulang aku menanyakan apakah teman-temannya berkenan dibayar hutangnya dengan tubuhku? Dan Pak Hando berhasil meyakinkan bahwa teman-temannya pasti akan satu suara dengannya.
Akhirnya keesokan harinya aku datang kembali ke rumah Pak Hando. Hari itu aku untuk pertama kalinya berdandan bukan untuk suamiku, tapi untuk laki-laki lain. Aku datang dengan pakaian tetap casual saja.
Toh pikirku nantinya pakaian ini juga tidak berguna karena ketika aku menunaikan tugasku baju ini harus dilepas. Yang jelas aku mempersiapkan mentalku untuk hal ini. Karena ini juga untuk pertama kalinya aku akan disetubuhi oleh laki-laki yang bukan suamiku.
Dan yang jelas aku juga mempersiapkan vaginaku. Semua bulu-bulu yang tumbuh disekitar vaginaku kucukur habis, sehingga vaginaku bisa terlihat dengan jelas. Sesampainya di rumah Pak Hando aku disambut dengan hangat, Pak Hando mencium punggung tanganku dan kedua pipiku. Diriku agak canggung menerima perlakuan yang diberikan kepadaku, karena dia bukan suamiku.
Tetapi aku sendiri tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh suamiku. Saat itu aku merasa diperlakukan layaknya seorang perempuan. Dia tidak menunjukkan bahwa dia hawa nafsunya, tapi justru menunjukkan sikap seorang lelaki dewasa yang membuatku sedikit “terbius” oleh perlakuannya.
Setelah sambutan hangatnya aku langsung diajak menuju kamarnya. Kamar yang cukup mewah bagiku. Dan rupanya Pak Hando telah menyulap kamarnya menjadi begitu indah. Wangi bunga telah memenuhi seisi kamarnya. Ketika aku masih terpesona dengan kamarnya yang mewah tiba-tiba dia memelukku dari belakang.
Refleks dan sedikit terkejut membuat diriku agak memberontak. Tetapi dia meyakinkan diriku untuk tenang dan menikmati saja saat-saat tersebut. Dia mulai menciumi leher dan kupingku yang jelas membuatku terangsang. Lalu dia membalikkan tubuhku sehingga kami saling berhadapan.
“Boleh kupanggil Fina saja?” tanyanya padaku.
“Hmm.. boleh aja pak”
“Wah. Jangan panggil pak dong. Panggil saja Hando. Supaya lebih mesra.”
“Iya Hando. Boleh aja kalau kamu mau panggil aku Fina.” aku mulai menikmati keadaan.
“Hmm.. Fina. Sebenarnya ada satu lagi kejutan untukmu hari ini.”
“Apa itu?”
Belum dia menjawabnya tiba-tiba pintu kamar terbuka. Lalu ada dua orang memasuki kamar tersebut. Hal itu jelas saja membuat aku kaget.
“Ini dia kejutannya. Ada dua orang lagi temanku yang dihutangi suamimu yang ingin ikut bermain dengan kita.”
“Tapi Hando…” “Tenang saja. Kalau kau melayani kami sekaligus maka bayarannya dinaikkan menjadi 1,5 juta untuk sekali main. Tidak lagi satu juta.”
Sebenarnya aku agak keberatan juga dengan keadaan itu. Tapi karena suasana yang tercipta sudah kunikmati akhirnya aku menyetujuinya. Kedua temannya memang berbeda sekali dengannya. Temannya yang satu bernama Bima, keturunan Arab mempunyai dan berkulit putih. Sedangkan yang satunya bernama Rendy, keturunan Cina.
Tapi yang jelas ketiganya mempunyai postur tubuh yang sama. Tinggi besar dan tegap. Beda sekali dengan suamiku yang tingginya kira-kira sama denganku dan mempunyai tubuh yang tidak sebagus mereka. Jujur saja diam-diam aku mulai mengagumi mereka bertiga dan mulai membayangkan disetubuhi oleh mereka bertiga.
Aku sudah lagi tidak peduli dengan suasana romantis di kamar Pak Hando, tapi aku sudah mulai membayangkan suasana liar yang akan terjadi berikutnya. Tiba-tiba saja Pak Hando sudah mulai mencium bibirku.
Aku yang dari tadi sedang menghayal jelas terkejut, walaupun tidak lama dan langsung membalas ciuman dari Pak Hando. Tak lama berselang Bima dan Rendy langsung bergabung. Bima datang dari belakangku dan langsung menciumi leherku sedangkan Rendy langsung ke tujuan dengan meremas kedua dadaku. Hal ini jelas saja membuat nafsuku meledak.
Aku tidak tahan untuk tidak bersuara, dan akhirnya akupun mulai mengeluarkan desahan dari mulutku. Setelah itu bajuku dan celana panjang yang aku pakai mulai dilepas dari tubuhku sehingga terlihat bra dan cd yang aku kenakan. Hal ini jelas saja membuat mereka bertiga tambah liar untuk menjamah tubuhku. Dan tak lama berselang bra dan cdku pun ikut lepas dari tubuhku sehingga aku benar-benar bugil. Sudah tidak ada lagi perasaan canggung dan malu di diriku.
Yang ada hanya nafsu yang sudah berada di ubun-ubun. Setelah itu mereka bertiga pun melepas pakaiannya masing-masing. Dan aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa kagetku ketika mereka bertiga sudah bugil. Karena mereka semua mempunyai ukuran penis yang sangat besar bagiku. Panjang penisnya sekitar 20 cm dan berdiameter kira-kira 4-5 cm. Aku sendiri tidak dapat membedakan secara pasti punya siapa yang paling besar.
Karena ukuran penis mereka yang hampir sama. Tapi yang jelas berbeda sekali dengan punya suamiku yang hanya sekitar 13cm dengan diameter 2 cm. Aku dihadapkan dengan tiga penis raksasa. Perasaan takut dan penasaran bercampur aduk di diriku. Takut karena belum pernah melihat penis dengan ukuran sebesar itu. Penasaran karena perempuan mana yang tidak mau vaginanya dimasuki penis seperti itu.
Setelah semuanya bugil mereka membimbingku untuk jongkok, dan setelah itu mereka semua mengelilingiku. Mereka minta dioral secara bergantian. Lalu kulakukan permintaan itu dengan senang hati walaupun agak bersusah payah. Aku sering mengoral suamiku, tetapi yang ini beda. Tiga penis dengan ukuran jauh dari penis suamiku.
Ukuran penis mereka membuat aku agak gelagapan dan sedikit sesak nafas awalnya. Tapi lama-lama akhirnya aku bisa menguasai keadaan juga. Ketika aku mengoral penis pak Hando kedua tanganku mengocok penis Rendy dan Bima, begitu seterusnya. Jika satu sedang kuoral maka yang dua lagi kebagian kocokan tanganku.
“Aarrrgghhh nikmat sekali seponganmu Fina” ucapan itu terlontar dari Bima ketika mendapat giliran dioral olehku. Rendy mendapat giliran terakhir untuk kuoral. Dan ketika giliran Rendy mereka membimbingku ke arah tempat tidur.
Rupanya mereka memintaku untuk mengoral Rendy sambil terlentang sementara penis Rendy berada di atas mulutku. Ketika sedang asik-asiknya menikmati penis Rendy, tiba-tiba kurasakan rangsangan hebat di kedua payudaraku dan di vaginaku. Rupanya Bima sedang asik menggerayangi kedua payudaraku.
Dia sedang asik meremas dan menjilati kedua payudaraku. Sedangkan Pak Hando berada di selangkanganku, dia terlihat asik menjilati vaginaku. Terang saja aku mengoral Rendy sambil mengerang (ingin berteriak tidak bisa karena mulutku disumpal penis Rendy) keenakan karena perlakuan kedua orang tadi terhadap dua tempat sensitif di tubuhku.
Tak lama kemudian Rendy melepaskan penisnya dari mulutku lalu bergabung dengan Bima untuk menikmati payudaraku. Bima menggarap payudara kiriku sedangkan Rendy yang kanan pak Hando tetap menjilati vaginaku. Hal ini membuatku terangsang hebat sehingga tidak tahan lagi untuk berteriak dan meracau.
“Aarrrrgghhh, nikmat banget… teruuussss… aaarrgghhh… aayoo teruusss”
Akhirnya aku sampai juga pada orgasmeku yang pertama. Tak lama kemudian aku merasakan sesuatu menempel di bibir vaginaku. Setelah kulirik ternyata pak Hando sudah siap memasukkan penisnya itu ke dalam vaginaku. Aku merasakan penis pak Hando semakin lama semakin mendesak vaginaku.
Aku merasa seperti perawan lagi karena begitu susahnya penis pak Hando memasuki vaginaku. Terang saja susah, penis sebesar itu mencoba masuk ke dalam vaginaku yang biasanya hanya dimasuki penis Andi yang sekarang menjadi biasa bagiku. Terbantu oleh vaginaku yang sudah basah akhirnya penis pak Hando berhasil masuk juga. Perlahan-lahan pak Hando mulai menggoyangkan penisnya keluar masuk di vaginaku.
“Arrrghhh Hando… terus… cepetin donkk.. ent*tin…” aku sudah meracau tak karuan karena penis pak Hando yang menghadirkan kenikmatan yang luar biasa. Ditambah lagi Rendy dan Bima yang masih sibuk dengan kedua payudaraku. Akhirnya setelah dirasa lancar pak Hando pun mulai mempercepat goyangannya. Baru beberapa goyangan saja aku sudah orgasme lagi padahal kulihat pak Hando masih kuat menggoyang penisnya.
Makin lama makin cepat dan cepat sampai akhirnya aku tak tahan dan sampai pada orgasme ku yang kesekekian kali. Setelah agak lama terasa goyangan pak Hando semakin cepat dan cepat kemudian sampai pada goyangan dia yang terakhir, tubuhnya mengejang keras sekali, suaranya melenguh setengah berteriak. Dan aku bisa merasakan kalau dia orgasme.
Semburan spermanya di dalam vaginaku terasa sekali. Tak lama berselang pak Hando mencabut penisnya dan aku didatangi oleh Rendy dan Bima yag tampak sudah tidak sabar. Aku lihat Rendy membawa baby oil. “Untuk apa?” tanyaku. “Sudahlah nikmati saja” begitu kata Rendy.
Karena memang gairahku masih diatas akhirnya aku tidak pedulikan lagi. Tak lama mereka memintaku untuk berposisi doggy style, dan aku iyakan saja toh aku juga terbiasa dengan gaya itu.
Tapi betapa kagetnya ketika kurasakan Rendy menumpahkan baby oil di lubang pantatku dan di penisnya lalu kemudian berusaha memasukkan penisnya itu ke pantatku. Tadinya aku ingin berontak, tetapi Bima memegangi tubuhku dengan erat supaya tidak berontak. Terasa sedikit sakit ketika penis Rendy mencoba untuk memasuki lubang pantatku tetapi kemudian setelah masuk terasa nikmat yang luar biasa juga.
Tidak kalah dengan nikmatnya ketika masuk ke vagina. Lalu Rendy kemudian mulai untuk menggoyang penisnya di dalam pantatku. Ketika sudah lancar dan baru beberapa saat Rendy meminta merubah posisi tanpa melepaskan penisnya dari pantatnya. Kami berdua terlentang dan bertindihan dengan aku diatasnya. Sehingga makin kurasa Penis itu bergerilya di lubang pantatku.
Tak lama kemudian Bima menghampiri kami dan sudah siap dengan penisnya yang sudah berdiri tegak dan diarahkan ke vaginaku yang terbuka menantang. Akhirnya Bima memasukkan penisnya ke dalam vaginaku berbarengan dengan Rendy dia menggoyangkan penisnya keluar masuk vaginaku. Sebuah pengalaman luar biasa yang belum aku alami sebelumnya. Aku disetubuhi dua laki-laki secara bersamaan.
Benar-benar terasa nikmat sekali, ditambah lagi keduanya ditambah pak Hando merupakan sosok lelaki gagah, tampan dan enak dipandang. Pergumulan kami bertiga tak terasa membuatku orgasme berkali-kali, karena rasa nikmat yang luar biasa. Dan akhirnya Bima dan Rendy secara bersamaan mencapai orgasmenya. Rendy mengerluarkan spermanya di dalam pantatku sedang Bima di dalam vaginaku.
Setelah itu kami berempat mebersihkan diri, dan rupanya di meja makan sudah disiapkan makanan untuk kami berempat. Setelah kami makan akhirnya aku izin untuk pulang dan tidak lupa membuat janji untuk pertemuan berikutnya dengan mereka.
Setelah kejadian itu aku merasakan tidak nafsu lagi dengan Andi ketika dia mengajakku untuk bersetubuh. Aku hanya berusaha menjalankan kewajibanku saja. Tetapi jujur saja aku tidak merasa puas. Karena aku sudah menemukan sesuatu yang lebih diluar sana.
Dan setelah semua hutang-hutang Andi lunas aku sering kali mendatangi mereka atau salah satu dari mereka untuk minta disetubuhi. Aku sudah sampai pada taraf ketagihan yang luar biasa. Pada akhirnya akupun jujur kepada Andi tentang hal yang selama ini terjadi. Dia terkejut, tapi tak biasa marah karena aku melakukan itu untuk melunasi hutang-hutangnya.
Setelah kutanyai apakah dia ingin menuntut cerai diriku, dia tidak mau menceraikanku dengan alasan dia masih sayang. Aku memberikan syarat kepada Andi yaitu, aku bebas bersetubuh dengan ketiga orang itu kapanpun dan dimanapun aku mau tanpa harus dicemburui. Akhirnya Andi menyetujuinya, karena masih menyayangiku.
Pernah suatu saat ketika Andi pulang ke rumah dia mendapati diriku sedang bersetubuh dengan ketiga pria tersebut. Ketika dia akan pergi justru dia dipaksa untuk duduk dan menyaksikan kami oleh pak Hando, Rendy dan Bima. Bahkan dia juga ditelanjangi oleh mereka didepanku. Mereka sengaja melakukan itu hanya untuk membandingkan ukuran penis mereka dan Andi dan memang penis Andi menjadi terlihat kecil sekali.
Baca Juga : Cerita Dewasa Memaksa Anak Ibu Kost Yang Pendiam Dan Masih Perawan
Sebenarnya aku kasihan melihatnya diperlakukan seperti itu. Tetapi karena hawa nafsu yang sudah menguasai diriku, maka tak kuacuhkan dia dan aku hana melayani penis-penis raksasa yang dapat memuaskan vaginaku.